·
Stadium kedua dari proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran antara alveolus-kapiler yang tipis ( m). Kekuatan pendorong
untuk pemindahan ini adalah perbedaan tekanan parsial antara darah dan fase
gas. Tekanan oksigen dalam atmosfir pada tekanan laut ± 149 mmHg (21% dari 760 mmHg).
Pada saat oksigen diinspirasi dan sampai pada alveolus maka tekanan
parsial ini mengalami penurunan sampai sekitar 103 mmHg akibat udara
tercampur dengan ruang rugi anatomis pada saluran udara dan juga dengan uap
air.
Faktor-faktor yang menentukan kecepatan difusi gas melalui membran
paru-paru adalah sebagai berikut:
a. Makin besar perbedaan
tekanan pada membran makin cepat kecepatan difusi.
b. Makin besar area membran
paru-paru makin besar kuantitas gas yang dapat berdifusi melewati membran
dalam waktu tertentu.
c. Makin tipis membran, makin
cepat difusi gas melalui membran tersebut ke bagian yang berlawanan.
d . Koefisien dilihat secara
langsung berbanding proporsional terhadap kemampuan terlarut dari gas dalam
cairan membran paru-paru dan kebalikannya terhadap ukuran molekul kecil yang
terdifusi tinggi lebih cepat dari besarnya
u kuran gas yang kurang dapat larut.
Koefisien Difusi
Oksigen (O2)= 1; Karbon dioksida ( CO2 ) = 20,3,Nitrogen (N2 ) = 0,53.
Koefisien mengindikasikan bahwa CO2
paling dapat larut dan N, kurang dapat terlarut.
Pertukaran Oksigen dan Karbon Dioksida
Agar pernafasan dapat
berlangsung dengan normal, diperlukan beberapa faktor seperti ini :
1. Suplai oksigen yang
adekuat.
Tempat yang tinggi tidak megubah komposisi udara tetapi menyebabkan
tekanan oksigen(PO2) ,menurun. Reaksi awal yang timbul jika seseorang berada
pada ketinggian adalah munculnya tanda dan gejala seperti yang terlihat pada
setiap orang yang mengalami kekurangan oksigen.
Nyeri kepala, sesak, kelemahan, mual berkeringat, palpitasi,
penglihatan kabur, pendengaran berkurang, dan mengantuk terjadi pada kondisi
hipoksia moderat. Tanda- tanda tersebut sering disebut mountain sickness
Faktor faktor yang berperan dalam oksigenisasi meliputi peningkatan
ventilasi elveolar, penyesuaian komposisi asam basa darah dan cairan tubuh
lain, peningkatan kapasitas pengangkutan oksigen,serta peningkatan curah
jantung.
Hal hal yang menyebabkan suplai oksigen terganggu adalah inhalasi
udara yang mengandung oksigen pada tekanan subnormal dan hal ini biasanya
disebabkan oleh inhalasi asap ,keracunan karbon monoksida,serta dilusi udara
yang dihirup dengan gas gas inert ( Nitrogen, Helium ,Hidrogen,Metan atau gas
anestetik seperti nitro oksida )
2. Saluran udara yang utuh
Saluran udara yang utuh dari trakeobronkial sampai membrane alveolar menjadi
factor penting dalm pertukaran O2 dan CO2. Hal hal yang dapat menjadi
hambatan dalam pertukaran gas tersebut adalah adanya obtruksi mekanik seperti
tenggelam atau adanya benda asing pada percabangan trakeobronkial.
3. Fungsi pergerakan dinding
dada dan diafragma yang normal.
Kelemahan fungsi dinding dada akan mempengaruhi pola pernafasan.
Penyebab utama disrupsi kelemahan fungsi tersebut adalah trauma pada
dada, seperti fraktur iga atau luka tembus pada dada.
4. Adanya alveoli dan
kapiler yang bersama-sama membentuk unit pernapasan terminal dalam jumlah
yang cukup .
5. Jumlah haemoglobin yang
adekuat untuk membawa oksigen pada sel-sel tubuh.
6. Suatu system sirkulasi
yang utuh dan pompa jantung yang efektif.
7. Berfungsinya pusat
pernapasan.
8. Transport Gas Antara
Paru-paru Dan Jaringan
9. Transport oksigen dalam
darah
10. Sistem pengangkutan
O2 dalam tubuh terdiri atas paru-paru
dan system kardiovaskular.
Pengangkutan O2 ke jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk
paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-paru, aliran darah ke
jaringan, dan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
11. Dinamika reaksi hemoglobin
dengan O2 sangat cocok untuk pengangkutan O2 .Hemoglobin adalah protein yang
terdiri atas empat subunit, masing-masing mengandung heme yang terikat pada
rantai polipeptida.
12. Oksigen dapat ditranspor
dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan, yaitu secara fisik larut dalam
plasma atau secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin
(HbO2). Ikatan ini bersifat reversible.
13. Pada tingkat jaringan,
oksigen mengalami disosiasi dari hemoglobin dan berdifusi ke dalam plasma.
Dari plasma oksigen masuk ke sel-sel jaringan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
jaringan yang bersangkutan. Hemoglobin yang melepaskan oksigen pada tingkat
jaringan disebut hemoglobin tereduksi (Hb). Hemoglobin ini berwarna ungu dan
menyebabkan waena kebiruan pada daerah vena seperti yang kita lihat pada vena
superficial.
14. Transpor karbon dioksida
dalam darah
15. Transpor karbon dioksida
dari jaringan ke paru-paru dilakukan dengan tiga cara, yaitu 10% secara fisik
larut dalam plasma, 20% berikatan dengan gugus amino pada hemoglobin
(karbaminohemoglobin) dalam sel darah merah, dan sekitar 70% ditranpor
sebagai bikarbonat plasma.
16. Kelarutan CO2 dalam darah ±
20 kali kelarutan O2, sehingga terdapat lebih banyak CO2 daripada O2 dalam
larutan sederhana. Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam sel darah merah
dapat dengan cepat mengalami hidrasi menjadi H2CO3 sebab adanya anhidrase
karbonat, H2CO3 berdisosiasi menjadi H+
dan HCO3- dengan reaksi sebagai berikut. CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
Keseimbangan asam basa ini sangat dipengaruhi oleh fungsi paru-paru
dan homeostatis dari karbondioksida. Pada umumnya hiperventilasi ( ventilasi
alveolus dalam keadaan kebutuhan
metabolisme berlebihan ) akan menyebabkan alkalosis (pH darah > 7,4) yang
dapat mengakibatkan ekskresi CO2 berlebihan dari paru-paru, sedangkan hipoventilasi
dapat menyebabkan asidosis akibat retensi CO2 oleh paru-paru.
Kurva disosiasi oksihemoglobin
Pengaruh PaO2 (kadar oksigen
arteri) pada saturasi atau ikatan oksigen dengan hemoglobin bukan fungsi
garis lurus. Dengan kata lain hubungannya tidak langsung dalam proporsi
perbandingan 1 : 1
Dalam transport O2 dan CO2 viskositas serta tekanan osmotic tetap atau
tidak berubah.Hemoglobin yang mengangkut
hanya sebagian O2 (reduced Hb)
menyebabkan afinitas terhadap O2 rendah, sehingga dengan mudah O2 dilepaskan.
Heme pada unit hemoglobin adalah kompleks yang dibentuk dari porfirin
dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat berikatan secara
reversible dengan satu molekul O2. Besi yang berikatan dengan molekul O2
adalah berbentuk ferro, sehingga reksinya adalah oksigenasi bukan oksidasi.
Jika satu heme menangkap O2 maka heme lainnya cepat mengikat O2 (heme-heme
effect) sehingga terjadi efisiensi transportasi di alveoli.
Gambaran kurva jika PO2 60-100 mmHg menghasilkan kurva datar(plateau)
dengan saturasi 90%, artinya walaupun PO2 hanya 60 mmHg daya angkut Hb
(saturasi) cukup tinggi = 90% yang merupakan ketahanan manusia terhadap
hipoksia. Jika PO2 kurang dari 40-50 mmHg gambaran kurva mulai terlihat curam
artinya daya angkut menurun, oksigen mudah lepas pada aktivitas fisik /
exercise (PO2 menurun sampai 20 mmHg).
Tiga keadaan penting yang mempengaruhi kurva disosiasi oksihemoglobin
adalah pH, suhu dan konsentrasi 2,3 difosfogliserrat (DPG ;2,3-DPG)
Kenaikan suhu atau penurunan pH menggeser kurva ke kanan. Bila kurva
bergaser kea rah ini diperlukan PO2 yang lebih tinggi dan memungkinkan
hemoglobin untuk berikatan dengan
oksigen yang diperlukan.
Sebaliknya, penurunan suhu atau kenaikan pH akan menggeser kurva
kearah kiri dan diperlukan PO2 yang lebih rendah untuk berikatan dengan
oksigen
Reflekbatuk (cough)
Saluran pernafasan memiliki bagian yang sangat peka terhadap
rangsangan.
Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:
· Laring,trachea dan
bronchi sangat peka terhadap perabaan (light touch)
· Sensor lain: bronchus
terminalis dan alveoli peka terhadap rangsang kimiawi
· Sensor taktil dan
kemoreseptor aferen melalui nervus vagus menuju kepusat respiratori ( medulla
oblongata ) mengeluarkanrespon melalui refleks batuk
Reflek batuk terjadi melalui mekanisme berikut:
1. Pada saat inspirasi udara
masuk keparu, epiglotis menutup glotis, pita suara tertutup untuk menahan
udara inspirasi.
2. Otot –otot ekspirasi
termasuk otot - otot abdomen dan intercostalis interna berkontraksi dengan
kuat karena peningkatan tekanan intra alveolar.
3. Epiglotis dan pita suara
tiba – tiba terbuka akibat ekspirasi kuat mendadak.
4. Udara dengan cepat
melewati bronchus besar dan trachea (v=100 mph) , sehingga benda – benda
asing terbawa keluar
Reflek bersin (sneeze)
Mekanisme yang terjadi pada refleks bersin adalah sebagai berikut:
· Reseptor taktil /
khemis di hidung merangsang sensorik melalui nervus trigeminus kepusat
pernafasan di medulla oblongata.
· Urutan kejadian sama
dengan batuk, disini uvula dalam keadaan posisi kebawah, sehingga aliran
udara ekspirasi kuat melalui rongga mulut dan rongga hidung.
· Tujuan refleks
bersin adalah mengeluarkan benda asing dari rongga hidung.
|
· Transportasi O2 dan CO2 dari dank e dalam metokondria
Mitokondria, kondriosom (bahasa Inggris: chondriosome, mitochondrion,
plural:mitochondria) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi
sel makhluk hidup, selain fungsi selular lain, seperti metabolisme asam
lemak, biosintesis pirimidin, homeostasis kalsium, transduksi sinyal selular
dan penghasil energi[1] berupa adenosina trifosfat pada lintasan katabolisme.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar
dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk
lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria
terdapat 'ruangan' yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung,
hati, dan otot.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusi
dari sel α-proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel
eukariota.[2] Hipotesis ini didukung oleh beberapa fakta antara lain, adanya
DNA di dalam mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan
entitas yang terpisah dari sel inangnya, beberapa kemiripan antara
mitokondria dan bakteri, baik ukuran maupun cara reproduksi dengan membelah
diri, juga struktur DNA yang berbentuk lingkaran.
Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang
berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria
lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh
inti sel eukariot[3].
Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati
jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs
Struktur umum suatu mitokondrion
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas
metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya
sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk
setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang
0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu
membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak
di bagian dalam membran[3].
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang
sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam
hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri
gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat
dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid
ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan asetil-KoA.
Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri
dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama
pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan
banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [4]. Stuktur
krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan
kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang
terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi
membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur
keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
Ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran
dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel,
seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam
lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang
dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik
serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
Fungsi mitokondria
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir
di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2
dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh
molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi,
sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses
pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas
lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat
pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan
proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri
dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase),
kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom
oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide
Translocator (ANT)[5].
Siklus Hidup Mitokondria
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self
replicating) seperti sel bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini
menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission). Pada awalnya
sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA
mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang
kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan
pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada yang
menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian
mitokondria[6].
DNA mitokondria
Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing.
mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi
membran (prokariotik). Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang
teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya
merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan
organisme eukariotik. Teori ini dikenal dengan teori endosimbion. Pada
makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya
berasal dari betinanya saja (mitokondria sel telur). Mitokondria jantan tidak
ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma.
Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria
jantan tidak diturunkan.
|
Halaman
- Beranda
- FISIOLOGI
- Fungsi dan mekanisme kerja jantung, mekanisme regulasi dan sirkulasi darah, gangguan fungsi jantung dan sirkulasi darah.
- Sistem konduksi listrik jantung
- Mekanisme kontraksi otot jantung
- Pembuluh darah arteri, vena dan system kapiler
- KAPILER
- ARTERI
- VENA
- Tekanan darah dan mekanisme regulasinya Sistem Saraf
- Gangguna fungsi jantung
- Gangguan sirkulasi darah
- Ventilasi, perfusi, transportasi, regulasi dan gangguan pernapasan.
- Transportasi O2 dan CO2 dalam pembuluh darah dari darah dan ke dalam sel.
- Mekanisme regulasi pernapasan
- Acidosis dan alkalosis respiratorik
- Asidosis Respiratorik
- Fungsi jantung dan pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi
Transportasi O2 dan CO2 dalam pembuluh darah dari darah dan ke dalam sel.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar